Follow Us @soratemplates

9 Jun 2018

Haruskah?


Ini cerita untuk seseorang yang menyatakan tipe orang yang disukainya kepada perempuan lain..

***

Saat itu dia hanya sekedar iseng bertanya. Basa basi memang. Nampaknya juga chat yang sama random-nya ketika dia chat dengan temannya yang lain. Eh ini bukan masalah randomness-nya. Oke-lah dapat kita katakan chat arbitratry. Memiliki arti kata, ‘acak’ tidak menyatakan ke-‘acakan’-kan yang sama antar random dan arbitrary itu. Mungkin bisa kita katakan bahwa random adalah keacakan yang memperhatikan peluang statistik. Namun sebaliknya, arbitrary adalah keacakan yang memang benar-benar acak. Asal pilih. Hmm meskipun bukan itu yang penting.

Entah dia yang menyinggung dulu atau teman chat-nya yang seakan-akan tau hal yang dibenci oleh dirinya. Temannya itu tiba-tiba saja mengatakan tipe ideal teman wanita dalam hidupnya yang ingin dia miliki. Mungkin itu bahasan topik yang menarik untuk dia sebagai pelajaran ilmu kehidupan tentang karakteristik teman chat-nya dan teman-teman chat-nya yang lain akan karakteristik teman wanita mereka di masa yang akan datang.

Tidak detail. Tapi namanya juga sudah masuk ke bahasan yang dibenci, tetap saja. Mau disuguhi sedikit atau banyak sekalipun, rasanya akan sama. Sakit. Porsi sakit yang diberikan memang tidak sejajar dibandingkan diberikan detail tentang karakteristik yang sudah kuceritakan tadi. Namanya sakit tetap saja akan terpatri dalam hati. Hati kita layaknya kaca. Sekali dipecahkan, sedikit pun retaknya, tetap akan menyisakan retakan kaca yang sulit hilang. Mungkin kamu sendiri setelah melihat retakan kacanya, bahkan akan menukar gelas minummu sehari-hari dengan gelas yang baru karena tidak kuat melihat cacatnya. Padahal kamu sendiri yang memecahkan.

Ini bukan masalah suka tidaknya dia dengan teman chat-nya itu. Tapi ini masalah sifat wanita yang memang suka membanding-bandingkan. Seumpama kamu sebutkan tipe wanitamu adalah cantik. Dia akan membayangkan dirinya sendiri dengan wanita khayalanmu yang menurut orang tentu namanya kecantikan adalah subjektif. Akhirnya dia mulai meratapi kecantikannya. Perlahan-lahan mulai rendah diri dan mulai memaku dirinya sendiri bahwa tidak ada yang menyukainya. Rendah diri. Bahkan membunuh rasa percaya diri yang dia bangun selama beberapa waktu terakhir setelah ke-sensi-an dan kecemburuannya akan apa yang dimiliki oleh orang (wanita) lain tumbuh di masa remajanya.

Aku harap kamu sebagai teman chat­-nya tidak lagi-lagi berlebihan menceritakan tentang karakterisitik atau tipe ideal teman hidupmu suatu saat nanti. Aku hanya takut apabila dia ternyata teman hidupmu yang telah dituliskan Allah untukmu. Tapi kau menyia-nyiakannya dan dengan bangga menceritakan hal itu hanya agar membuatmu senang. Hehe. Terlihat bodoh kan? Iya. Juga sakit. Kamu bahkan telah menganiaya dirimu sendiri, termasuk menganiaya orang lain yang sedang berbicara denganmu.

Oleh karena itu, berhentilah. Ikuti saja alur hidupmu. Mengalir. Jangan membuatnya semakin menjauh hanya karena agar kamu senang. Sesaat. Tapi melawan hati sanubarimu hanya untuk sekedar pamer bahwa kamu memiliki tipe idaman yang sekian sekian.
Siapa tau?

Kan aku hanya bilang siapa tau…. dia sebenernya adalah jodohmu yang telah Alllah tuliskan untukmu.  Tapi kau sendiri yang menjauhkannya. Jadi berhentilah membicarakan itu. Simpan saja dalam hati. Biar dirimu sendiri yang tau. Buat dia senang. Karena hidup dalam khayalan adalah sama saja membunuh dirimu perlahan-perlahan.

Semoga kamu mengerti J

Ohiya. Sending my flowers to her. Stay Strong…! You are beautiful J



Purwokerto, 9 Juni 2018

2 komentar:


  1. tiba2 aj msuk ke blog ini, mngkin kita ber-jodoh x yah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha apa ini. tp makasih kak kunjungannya hehe (y)

      Hapus