Ini cerita
untuk seseorang yang menyatakan tipe orang yang disukainya kepada perempuan
lain..
***
Saat itu dia
hanya sekedar iseng bertanya. Basa basi memang. Nampaknya juga chat yang
sama random-nya ketika dia chat dengan temannya yang lain. Eh ini
bukan masalah randomness-nya. Oke-lah dapat kita katakan chat arbitratry.
Memiliki arti kata, ‘acak’ tidak menyatakan ke-‘acakan’-kan yang sama antar random
dan arbitrary itu. Mungkin bisa kita katakan bahwa random adalah
keacakan yang memperhatikan peluang statistik. Namun sebaliknya, arbitrary
adalah keacakan yang memang benar-benar acak. Asal pilih. Hmm meskipun bukan
itu yang penting.
Entah dia
yang menyinggung dulu atau teman chat-nya yang seakan-akan tau hal yang
dibenci oleh dirinya. Temannya itu tiba-tiba saja mengatakan tipe ideal teman
wanita dalam hidupnya yang ingin dia miliki. Mungkin itu bahasan topik yang
menarik untuk dia sebagai pelajaran ilmu kehidupan tentang karakteristik teman
chat-nya dan teman-teman chat-nya yang lain akan karakteristik teman
wanita mereka di masa yang akan datang.
Tidak
detail. Tapi namanya juga sudah masuk ke bahasan yang dibenci, tetap saja. Mau
disuguhi sedikit atau banyak sekalipun, rasanya akan sama. Sakit. Porsi sakit
yang diberikan memang tidak sejajar dibandingkan diberikan detail tentang
karakteristik yang sudah kuceritakan tadi. Namanya sakit tetap saja akan
terpatri dalam hati. Hati kita layaknya kaca. Sekali dipecahkan, sedikit pun
retaknya, tetap akan menyisakan retakan kaca yang sulit hilang. Mungkin kamu
sendiri setelah melihat retakan kacanya, bahkan akan menukar gelas minummu
sehari-hari dengan gelas yang baru karena tidak kuat melihat cacatnya. Padahal
kamu sendiri yang memecahkan.
Ini bukan
masalah suka tidaknya dia dengan teman chat-nya itu. Tapi ini masalah sifat wanita yang memang suka membanding-bandingkan. Seumpama kamu sebutkan tipe wanitamu
adalah cantik. Dia akan membayangkan dirinya sendiri dengan wanita khayalanmu yang menurut orang tentu namanya kecantikan adalah subjektif. Akhirnya dia mulai
meratapi kecantikannya. Perlahan-lahan mulai rendah diri dan mulai memaku
dirinya sendiri bahwa tidak ada yang menyukainya. Rendah diri. Bahkan membunuh
rasa percaya diri yang dia bangun selama beberapa waktu terakhir setelah
ke-sensi-an dan kecemburuannya akan apa yang dimiliki oleh orang (wanita) lain tumbuh di masa remajanya.
Aku harap
kamu sebagai teman chat-nya tidak lagi-lagi berlebihan
menceritakan tentang karakterisitik atau tipe ideal teman hidupmu suatu saat
nanti. Aku hanya takut apabila dia ternyata teman hidupmu yang telah dituliskan
Allah untukmu. Tapi kau menyia-nyiakannya dan dengan bangga menceritakan hal
itu hanya agar membuatmu senang. Hehe. Terlihat bodoh kan? Iya. Juga sakit.
Kamu bahkan telah menganiaya dirimu sendiri, termasuk menganiaya orang lain yang sedang
berbicara denganmu.
Oleh karena
itu, berhentilah. Ikuti saja alur hidupmu. Mengalir. Jangan membuatnya semakin
menjauh hanya karena agar kamu senang. Sesaat. Tapi melawan hati sanubarimu
hanya untuk sekedar pamer bahwa kamu memiliki tipe idaman yang sekian sekian.
Siapa tau?
Kan aku
hanya bilang siapa tau…. dia sebenernya adalah jodohmu yang telah Alllah tuliskan untukmu. Tapi kau sendiri yang
menjauhkannya. Jadi berhentilah membicarakan itu. Simpan saja dalam hati. Biar
dirimu sendiri yang tau. Buat dia senang. Karena hidup dalam khayalan adalah
sama saja membunuh dirimu perlahan-perlahan.
Semoga kamu
mengerti J
Ohiya.
Sending my flowers to her. Stay Strong…! You are beautiful J
Purwokerto, 9 Juni 2018
BalasHapustiba2 aj msuk ke blog ini, mngkin kita ber-jodoh x yah...
haha apa ini. tp makasih kak kunjungannya hehe (y)
Hapus